Kamis, 27 Oktober 2011

makalah ADHD

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
 Apakah Anda pernah mengalami kesulitan berkonsentrasi, sulit untuk duduk diam, orang lain terganggu selama percakapan atau bertindak impulsif tanpa memikirkan hal-hal melalui? Dapatkah Anda ingat saat-saat ketika Anda melamun atau mengalami kesulitan untuk fokus pada tugas di tangan?
Sebagian besar dari kita bisa membayangkan bertindak dengan cara ini dari waktu ke waktu. Tapi bagi sebagian orang, ini dan lainnya perilaku menjengkelkan yang tidak terkendali, terus mengganggu keberadaan mereka sehari-hari dan mengganggu kemampuan mereka untuk membentuk persahabatan abadi atau berhasil di sekolah, di rumah dan dengan karier.
Tidak seperti patah tulang atau kanker, gangguan hiperaktivitas defisit perhatian (ADHD, juga dikenal sebagai sekadar gangguan defisit perhatian atau ADD) tidak menunjukkan tanda-tanda fisik yang dapat dideteksi oleh darah atau tes laboratorium lainnya. Tipe ADHD khas gejala sering tumpang tindih dengan gangguan fisik dan psikologis lain.
Penyebab masih belum diketahui, tetapi ADHD dapat didiagnosis dan diobati secara efektif. Banyak sumber daya yang tersedia untuk mendukung keluarga dalam mengelola perilaku ADHD ketika mereka terjadi.
B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah yang di maksud dengan ADHD ?
2.      Gangguan apa yang menyertai ADHD ?
3.      Apa penyebab utama ADHD ?
4.      Solusi apa yang dapat di berikan kepada anak ADHD ?



BAB II
ISI
ADHD
(ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER)
        ADHD adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan inattention (gangguan pemusatan perhatian dan gangguan konsentrasi), impulsif ( berbuat dan berbicara tanpa memikirkan akibatnya), dan hiperaktif yang tidak sesuai dengan umurnya. Keadaan ini dijumpai pada 4-12% diantara anak sekolah dan sering ditemukan pada laki-laki.
ADHD, juga dikenal sebagai gangguan perhatian defisit (ADD) atau gangguan hyperkinetic, telah ada lebih lama daripada kebanyakan orang sadari. Bahkan, kondisi yang muncul untuk menjadi serupa dengan ADHD digambarkan oleh Hippocrates, yang tinggal 460-370 SM. Nama Perhatian Defisit Disorder pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980 di DSM-III, edisi ketiga dari "Diagnostik dan Statistik Manual of Mental Disorders", digunakan dalam psikiatri.Pada tahun 1994 definisi telah diubah untuk memasukkan tiga kelompok dalam ADHD: jenis dominan hiperaktif-impulsif, tipe didominasi lalai, dan jenis gabungan. ADHD biasanya muncul pada masa kanak-kanak tetapi dapat didiagnosis pada orang dewasa.
Baru-baru ini langkah maju dalam pemahaman kita tentang ADHD meliputi:
  • Diperkirakan 3 sampai 5 persen anak-anak yang terkena - sekitar 2 juta anak di AS. Dalam sebuah kelas 25 sampai 30 anak, ada kemungkinan bahwa setidaknya satu akan memiliki ADHD.
  • ADHD merupakan salah satu gangguan mental yang paling umum di antara anak-anak. Ini adalah salah satu alasan utama untuk rujukan ke dokter anak, dokter keluarga, ahli saraf anak, psikiater anak atau psikolog. ADHD terbaik didiagnosa oleh seorang psikolog anak atau spesialis anak lainnya di ADHD.


  • ADHD adalah sekitar tiga kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
  • Gejala ADHD tidak selalu pergi - hingga 60 persen pasien anak mempertahankan gejala mereka menjadi dewasa. Banyak orang dewasa dengan ADHD tidak pernah didiagnosis, sehingga mungkin tidak sadar bahwa mereka mengalami gangguan tersebut. Mereka mungkin telah salah didiagnosis dengan depresi , kecemasan , gangguan bipolar atau ketidakmampuan belajar.
  •  ADHD telah diidentifikasi di setiap bangsa dan budaya yang telah dipelajari.
KRITERIA ADHD DARI DSM IV (1991) (Diacnistik Statistical Manual)
A1. KURANG PERHATIAN
Pada kriteria ini penderita ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih dari gejala-gejala berikutnya dan berlangsung paling sedikit 6 bulan.
1. sering gagal memperhatikan baik dalam tugas sekolah maupun kegiatan sehari-hari
2.
kesulitan memusatkan perhatian terhadap tugas maupun kegiatan bermain
3.
sering tidak mendengarkan kalau diajak bicara langsung
4.
sering tidak mengikuti instruksi dan gagal dalam menyelesaikan tugas
5.
sering kesulitan dalam menjalankan tugas
6.
sering kehilangan barang penting untuk menyelesaikan tugas
7.
sering menghindari, enggan melaksanakan tugas
8.
sering bingung/terganggu oleh rangsangan luar
9.
lekas lupa dalam menyelesaikan tugas sehari-hari






A2. HIPERKAKTIFITAS IMPULSIFITAS
Paling sedikit 6 gejala hiperaktif impulsifitas. Berikutnya bertahan selama paling sedikit 6 bulan sampai dengan tingkatan maladaptif dan dengan tingkat perkembangan.
HIPERAKTIF
n  sering gelisah dengan tangan atau kaki menggeliat di kursi
n  sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau dalam situasi lainnya
n  sering naik-naik atau berlarian secaraberlebihan dalam situasi dimana hal ini tidak tepat.
n  Sering kesulitan atau terlibat dalam kegiatan senggang secara tenang
n  Sering bergerak seolah-olah dikendalikan oleh motor
n   Sering berbicara berlebihan






Fitur utama dari gangguan defisit perhatian (atau ADHD) adalah kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif waktu. Tapi karena anak-anak menampilkan perilaku tersebut dari waktu ke, penting untuk tidak menganggap bahwa setiap anak yang Anda lihat dengan gejala-gejala tersebut telah ADHD. Namun, jika gejala melanjutkan, saran harus dicari dari seorang profesional kesehatan yang berkualitas mental.
BEBERAPA GEJALA hiperaktif impulsifitas atau kurang perhatian yang menyebabkan gangguan muncul sebelum anak usia 7 tahun
n  Ada suatu gangguan di satu atau lebih situasi
n  Ada gangguan yang secra klinis, signifikan dalam fungsi sosial, akademik atau pekerjaan
n  Gejala terjadi karena bukan gangguan zkizofrenia, psikotik atau gangguan mental
( diambil dari Manual Diagnostik dan Statistika  mengenai gangguan mental : Asosiasi Psikiater Amerika tahun 1994)
Gejala gangguan perhatian defisit biasanya berkembang selama beberapa bulan. Secara umum, impulsif dan hiperaktif yang diamati sebelum kita menyadari kurangnya perhatian, yang sering muncul kemudian. Mungkin juga tidak diketahui karena "pelamun lalai" dapat diabaikan bila anak yang "tidak bisa duduk diam" di sekolah atau jika tidak mengganggu akan diperhatikan. Gejala diamati ADHD karena itu akan sangat berbeda-beda tergantung pada situasi dan kebutuhan khusus itu membuat pada kontrol diri anak-.
Berbagai bentuk ADHD dapat menyebabkan anak dicap berbeda. Sebagai contoh, seorang anak yang impulsif dapat diberi label "masalah disiplin." Seorang anak yang pasif dapat digambarkan sebagai "tidak termotivasi." Tapi ADHD bisa menjadi penyebab dari kedua pola perilaku. Ini hanya dapat diduga setelah hiperaktif anak, distractibility, kurang konsentrasi, atau impulsif mulai mempengaruhi kinerja sekolah, persahabatan, atau perilaku di rumah.
Diagnosis ADHD resmi meliputi tiga gejala utama (tidak perhatian, hiperaktif, dan impulsif). Versi terbaru dari buku pegangan bagi negara-negara profesional kesehatan mental yang orang dengan ADHD mungkin memiliki salah satu atau semua gejala utama.
Tiga subtipe ADHD diakui oleh para profesional:
  • Jika gejala hiperaktif-impulsif tapi tidak gejala kurangnya perhatian telah ditunjukkan selama setidaknya enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk itu perkembangan tingkat individu.
  • Terutama lengah Type - Jika gejala kurangnya perhatian tetapi tidak gejala hiperaktif-impulsif telah terbukti selama setidaknya enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk itu perkembangan tingkat individu.
  • Gabungan Type - Jika gejala dari kedua kurangnya perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas telah terbukti selama setidaknya enam bulan ke tingkat yang mengganggu dan tidak pantas untuk itu perkembangan tingkat individu.
PENYEBAB UTAMA HIPERAKTIF
Peluang Anak Berperilaku Hiperaktif
            Menurut Dr. Erik Taylor, perbedaan jenis kelamin dapat menentukan peluang seorang anak untuk berperilaku hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3 sampai 4 kali lebih besar untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena masalah yang biasanya menyertai hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak perempuan tidak begitu berkembang.







Dr. Erik Taylor membagi perilaku aktif yang berlebihan menjadi 3, yaitu :
1.      Overaktivitas, yaitu perilaku anak yang tidak mau diam yang disebabkan kelebihan energi. Hal ini menandakan bahwa anak tersebut sehat, cerdas dan penuh semangat. Tapi overaktifitas sesaat bisa terjadi pada anak yang keaktifannya normal.
2.      Hiperaktivitas, yaitu pola perilaku overaktif yang cenderung ngawur (tidak pada tempatnya).
3.      Sindrom hiperkinetik, yaitu semua bentuk hiperaktifitas parah, yang menyertai jenis kelambatan lain dalam perkembangan psikologi, misalnya sikap kikuk dan kesulitan bicara. Anak yang berperilaku sangat aktif pada usia 2-3 tahun belum bisa dikatagorikan hiperaktif, karena rentang aktivitas yang dianggap normal masih besar.
Gejala autis dan hiperaktif adalah termasuk gangguan yang disebabkan oleh perkembangan otaknya yang tidak normal. Sehingga membuat pertumbuhan sang anak menjadi tidak biasa. Pada awalnya gangguan seperti ini tidak tampak pada usia balita, baru dapat dipastikan saat menjelang masuk sekolah atau di atas usia 4 atau 5 tahun.
Akan tetapi, tidak semua perhitungan umur seperti ini bisa dijadikan sebagai patokan yang pasti. Karena batasan usia terkena gangguan semacam ini memang bervariasi. Bisa jadi seorang anak justru mengalami gangguan ini pada usia balita. Oleh karena itu orang tua harus selalu waspada dalam menghadapi setiap perkembangan anaknya.
Penyebab perilaku hiperaktif
1.      Kondisi saat hamil & persalinan. Misalnya keracunan pada akhir kehamilan (ditandai dengan tingginya tekanan darah, pembengkakan kaki & ekskresi protein melalui urin), cedera pada otak akibat komplikasi persalinan.
2.      Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
3.      Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak.Hal ini ditandai dengan kesulitan konsentrasi, belajar dan perilaku hiperaktif. Polusi timbal berasal dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua. Obat untuk mengeluarkan timbal dari dalam tubuh hanya diberikan dibawah pengawasan dokter bagi anak kadar timbalnya sudah sangat tinggi, karena obat tersebut mempunyai efek samping.


4.      Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban. Segeralah hubungi dokter THT jika anak menunjukkan ciri berikut : perkembangan bahasa yang lambat, lebih banyak memperhatikan mimik lawan bicara & lebih banyak berreaksi terhadap perubahan mimik & isyarat.
5.      Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar. Meskipun jarang, hubungan dengan anggota keluarga dapat pula menjadi penyebab hiperaktivitas. Contoh kasus, orang tua yang bersikap sangat tegas menyuruh anak berdiri 15 menit di pojok ruangan untuk mengatasi ketidakdisiplinannya. Tapi setelah 15 menit berlalu, maka anak malah mempunyai energi berlebih yang siap meledak dengan akibat lebih negatif dibanding kesalahan sebelumnya.

Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif:
1.      Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah.
2.      Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.




3.      Problem berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
4.      Problem fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari.
Faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak
1.      Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi.
2.      Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.



3.      Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar.
4.      Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.
PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF
n  Pengobatan secara medis :  antidepresan, Ritalin  , Dexedrine , Desoxyn , Pemoline,  Busiprone , Clonidine (3-4 jam dan diberikan 2 atau 3 kali dalam sehari)merupakan obat yang paling sering dipergunakan . Obat sifatnya sementara) karena tidak jelas sasaran pengobatan.
n  Terapi biomedis = memperbaiki metabolisme tubuh anak.  Terapi nutrisi dan diet diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan  pencernaan , penanganan  alergi makanan .  Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif.  Suatu substansi asam amino (protein), L-Tyrosine,
n  Terapi modifikasi perilaku berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri sendiri. Selain itu juga akan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, seperti agrsif, emosi labil.
n  Terapi integrasi sensori Pengorganisasian informasi melalui beberapa jenis sensori di anataranya adalah sentuhan, gerakan, kesadaran tubuh dan  grafitasi, penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan penciuman yang sangat berguna untuk menghasilkan respon yang bermakna
n  Terapi musik
n  Terapi bermain
n  Terapi medikamentosa = penambahan vitamin tertentu
n  Terapi konsentrasi

n  Terapi gelombang otak
n  Terapi wicara
MENGELOLA ANAK HIPERAKTIF
n  Pertama, PERIKSALAH. Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, Anda perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus Anda lakukan adalah mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak.
n  Kedua, PAHAMILAH. Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. 
n  Ketiga, LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas
n  Keempat, TELATENLAH. Jika dia telah “betah” untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai.
n  Kelima, BANGKITKAN kepercayaan dirinya.  gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif.
n  Keenam, KENALI arah minatnya. jika dia bergerak terus, jangan panik, ikuti saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan dilarang semuanya, nanti dia prustasi.
n  Ketujuh, MINTA dia bicara. Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi


n  Terakhir, SIAP bahu-membahu. Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, Anda dapat segera membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya









BAB III
                                                   PENUTUP
KESIMPULAN
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri). Anak yang hiperaktif cenderung untuk selalu bergerak, bahkan dalam situasi yang menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak bisa berkonsentrasi dalam waktu beberapa menit saja. Sebentar-sebentar mereka bergerak untuk pindah dari permainan yang satu ke permainan yang lain.
            Menurut Dr. Erik Taylor, perbedaan jenis kelamin dapat menentukan peluang seorang anak untuk berperilaku hiperaktif. Anak laki-laki mempunyi kemungkinan 3 sampai 4 kali lebih besar untuk menjadi hiperaktif dibanding anak perempuan. Karena masalah yang biasanya menyertai hiperaktivitas (misal sifat agresif) pada anak perempuan tidak begitu berkembang.
Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsive:
1.      Inatensi
Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu.
2.      Hiperaktif
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan.
3.      Impulsif
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali.




Penyebab perilaku hiperaktif :
a.       Kondisi saat hamil & persalinan.
b.      Cedera otak sesudah lahir,yang disebabkan oleh benturan kuat pada kepala anak.
c.       Tingkat keracunan timbal yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak.
d.      Lemah pendengaran,
e.       Faktor psikis

Faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
1.      Faktor neurologic
2.      Faktor toksik
3.      Faktor genetic
4.      Faktor psikososial dan lingkungan










DAFTAR PUSTAKA
Paternotte, Arga & Buitelaar, Jan. 2010. ADHD – Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas): Tanda-tanda, diagnosis,terapi,
 serta penanganannya di rumah dan di sekolah. Penerbit Prenada Media, Jakarta
Zaviera, Ferdinand. 2007.  Anak Hiperaktif : Cara Cerdas Menghadapi Anak
hiperaktif dan gangguan Konsentrasi. Penerbit : Ar-ruzz Media, Yogyakarta
http ://www.trigonalworld.com/2010/12/upaya-mengatasi-anak-hiperaktif.html
(di akses 23 Februari 2011)
http://id.answers.yahoo.com/question/index (diakses 23 Februari 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar