Kamis, 27 Oktober 2011

DETEKSI DINI TERHADAP ANAK-ANAK BERBAKAT


DETEKSI DINI TERHADAP ANAK-ANAK BERBAKAT
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan antara lain bahwa "warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus" (Pasal 5, ayat 4). Di samping itu juga dikatakan bahwa "setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya" (pasal 12, ayat 1b). Hal ini pasti merupakan berita yan gmenggembirakan bagi warga negara yang memiliki bakat khusus dan tingkat kecerdasan yang istimewa untuk mendapat pelayanan pendidikan sebaik-baiknya.

Banyak referensi menyebutkan bahwa di dunia ini sekitar 10 – 15% anak berbakat dalam pengertian memiliki kecerdasan atau kelebihan yang luar biasa jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kelebihan-kelebihan mereka bisa nampak dalam salah satu atau lebih tanda-tanda berikut:
  • Kemampuan inteligensi umum yang sangat tinggi, biasanya ditunjukkan dengan perolehan tes inteligensi yang sangat tinggi, misal IQ diatas 120.
  • Bakat istimewa dalam bidang tertentu, misalnya bidan gbahasa, matematika, seni, dan lain-lain. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan prestasi istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
  • Kreativitas yang tinggi dalam berpikir, yaitu kemampuan untuk menemukan ide-ide baru.
  • Kemampuan memimpin yan gmenonjol, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan harapan kelompok.
  • Prestasi-prestasi istimewa dalam bidang seni atau bidang lain, misalnya seni musik, drama, tari, lukis, dan lain-lain.

Pada zaman modern ini orang tua semakin sadar bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar. Oleh sebab itu tidak mengherankan pula bahwa semakin banyak orang tua yang merasa perlu cepat-cepat memasukkan anaknya ke sekolah sejak usia dini. Mereka sangat berharap agar anak-anak mereka "cepat menjadi pandai." Sementara itu banyak orang tua yang menjadi panik dan was-was jika melihat adanya gejala-gejala atau perilaku-perilaku anaknya yang berbeda dari anak seusianya. Misalnya saja ada anak berumur tiga tahun sudah dapat membaca lancar seperti layaknya anak usia tujuh tahun; atau ada anak yang baru berumur lima tahun tetapi cara berpikirnya seperti orang dewasa, dan lain-lain. Dapat terjadi bahwa gejala-gejala dan "perilaku aneh" dari anak itu merupakan tanda bahwa anak memiliki kemampuan istimewa. Maka dari itu kiranya perlu para guru dan orang tua bisa mendeteksi sejak dini tanda-tanda adanya kemampuan istimewa pada anak agar anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan isitimewa seperti itu dapat diberi pelayanan pendidikan yang memadai.


Tanda-tanda Umum Anak Berbakat
Sejak usia dini sudah dapat dilihat adanya kemungkinan anak memiliki bakat yang istimewa. Sebagai contoh ada anak yang baru berumur dua tahun tetapi lebih suka memilih alat-alat mainan untuk anak berumur 6-7 tahun; atau anak usia tiga tahun tetapi sudah mampu membaca buku-buku yang diperuntukkan bagi anak usia 7-8 tahun. Mereka akan sangat senang jika mendapat pelayanan seperti yang mereka harapkan.

Anak yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak berusia tiga tahun, kalau sedang bermain seperti anak seusianya, tetapi kalau membaca seperti anak berusia 10 tahun, kalau mengerjakan matematika seperti anak usia 12 tahun, dan kalau berbicara seperti anak berusia lima tahun. Yang perlu dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya. Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalamai kesulitan, bahkan sering merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi "kehausan" akan informasi.

Di kelas-kelas Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar anak-anak berbakat sering tidak menunjukkan prestasi yang menonjol. Sebaliknya justru menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan, misalnya: tulsiannya tidak teratur, mudah bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat menyelesaikan tugas tetapi kurang teliti, dan sebagainya. Yang menjadi minat dan perhatiannya kadang-kadang justru hal-hal yan gtidak diajarkan di kelas. Tulisan anak berbakat sering kurang teratur karena ada perbedaan perkembangan antara perkembangan kognitif (pemahaman, pikiran) dan perkembangan motorik, dalam hal ini gerakan tangan dan jari untuk menulis. Perkembangan pikirannya jauh ebih cepat daripada perkembangan motoriknya. Demikian juga seringkali ada perbedaan antara perkembangan kognitif dan perkembangan bahasanya, sehingga dia menjadi berbicara agak gagap karena pikirannya lebih cepat daripada alat-alat bicara di mulutnya.

Pelayanan bagi Anak Berbakat
Mengingat bahwa anak berbakat memiliki kemampuan dan minat yang amat berbeda dari anak-anak sebayanya, maka agak sulit jika anak berbakat dimasukkan pada sekolah tradisional, bercampur dengan anak-anak lainnya. Di kelas-kelas seperti itu akan terjadi dua kerugian, yaitu: (1) anak berbakat akan frustrasi karena tidak mendapat pelayanan yang dibutuhkan, dan (2) guru dan teman-teman kelasnya akan bisa sangat terganggu oleh perilaku anak berbakat tadi.

Beberapa kemungkinan pelayanan anak berbakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan program akselerasi khusus untuk anak-anak berbakat. Program akselerasi dapat dilakukan dengan cara "lompat kelas", artinya anak dari Taman Kanak-Kanak misalnya tidak harus melalui kelas I Sekolah Dasar, tetapi misalnya langsung ke kelas II, atau bahkan ke kelas III Sekolah Dasar. Demikian juga dari kelas III Sekolah Dasar bisa saja langsung ke kelas V jika memang anaknya sudah matang untuk menempuhnya. Jadi program akselerasi dapat dilakukan untuk: (1) seluruh mata pelajaran, atau disebut akselerasi kelas, ataupun (2) akselerasi untuk beberapa mata pelajaran saja. Dalam program akselerasi untuk seluruh mata pelajaran berarti anak tidak perlu menempuh kelas secara berturutan, tetapi dapat melompati kelas tertentu, misalnya anak kelas I Sekolah Dasar langsung naik ke kelas III. Dapat juga program akselerasi hanya diberlakukan untuk mata pelajaran yang luar biasa saja. Misalnya saja anak kelas I Sekolah Dasar yang berbakat istimewa dalam bidang matematika, maka ia diperkenankan menempuh pelajaran matematika di kelas III, tetapi pelajaran lain tetap di kelas I. Demikian juga kalau ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat maju dalam bidang bahasa Inggris, ia boleh mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelas V atau VI.

2) Home-schooling (pendidikan non formal di luar sekolah). Jika sekolah keberatan dengan pelayanan anak berbakat menggunakan model akselerasi kelas atau akselerasi mata pelajaran, maka cara lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pendidikan tambahan di rumah/di luar sekolah, yang sering disebut home-schooling. Dalam home-schooling orang tua atau tenaga ahli yang ditunjuk bisa membuat program khusus yang sesuai dengan bakat istimewa anak yang bersangkutan. Pada suatu ketika jika anak sudah siap kembali ke sekolah, maka ia bisa saja dikembalikan ke sekolah pada kelas tertentu yang cocok dengan tingkat perkembangannya.

3) Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat perkembangan dan ritme belajarnya.

4) Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.


Pergaulan Anak Berbakat
Anak berbakat seringkali lebih suka bergaul dengan anak-anak yang lebih tua dari segi usia, khususnya mereka yang memiliki keunggulan dalam bidang yang diminati. Misalnya saja ada anak kelas II Sekolah Dasar yang sangat suka bermain catur dengan orang-orang dewasa, karena jika ia bermain dengan teman sebayanya rasanya kurang berimbang. Dalam hal ini para orang tua dan guru harus memakluminya dan membiarkannya sejauh itu tidak merugikan perkembangan yang lain.

Di dalam keluarga pun oran gtua hendaknya mencarikan teman yang cocok bagi anak-anak berbakat sehingga ia tidak merasa kesepian dalam hidupnya. Jika ia tidak mendapat teman yang cocok, maka tidak jarang orang tua dan keluarga, menjadi teman pergaulan mereka. Umumnya anak berbakat lebih suka bertanya jawab hal-hal yang mendalam daripada hal-hal yang kecil dan remeh. Kesanggupan orang tua dan keluarga untuk bergaul dengan anak berbakat akan sangat membantu perkembangan dirinya.

Anak Berbakat

Siapa yang disebut berbakat? Menurut Teori Ransley ada paling tidak 3 unsur bakat
1.Kecerdasan tinggi dalam aneka kemampuan umum dan khusus.
2.Ketekunan dan kesungguhan
3.Kreatif
Anak yang berbakat memiliki minimal satu dari 5 aspek, yaitu kemampuan intelegensia umum, kesanggupan belajar secara menonjol, berpikir kreatif dan produktif, kemampuan memimpin dan kemampuan dalam seni (drama, arsitek, musik).
Anak berbakat tidak serta merta menjamin masa depan yang cerah. Banyak anak berbakat justru depresi (bahkan ada yang bunuh diri). Ini dikarenakan lingkungan dan dunia tempat dia hidup tidak cukup memuaskan dirinya. Dia mampu melihat dunia dari sudut pandang yang sama sekali lain dalam hal emosi, perasaan, pergaulan dan pemikiran mirip orang yang melihat dunia dengan mikroskop elektronik.
Kadang orang tersinggung dengan kepekaannya yang berlebihan karena dia mampu memahami sesuatu sebelum orang lain, bahkan dia dapat mengambil hikmah dari pengalaman orang lain yang dapat memberi pengaruh baginya lebih besar dari yang mengalami peristiwanya itu sendiri.
Hal yang paling dihargai anak berbakat adalah berpikir logis. Namun, Banyak nilai, tradisi, aturan yang ada sering dia anggap tidak logis. Dia jarang menerimanya tanpa lebih dahulu menyangsikan efektifitasnya dan memecahkannya terlebih dahulu (sering menolak mentah-mentah suatu doktrin). Karenanya seringkali anak berbakat dianggap nakal, bandel, aneh-aneh dsb.

Otak Anak Berbakat Beda Ukuran

VOLUME OTAK: Otak anak berbakat memiliki volume sel glia lebih banyak, namun hanya 5 persen yang digunakan. Rangsang anak untuk perkembangan bakat maksimal

JAKARTA - Otak anak berbakat memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dari anak dengan kemampuan normal, misalnya jumlah sel “glia” yang lebih banyak menentukan tingginya potensi memori dan kemampuan belajar.
Hal tersebut diungkapkan Pakar Pendidikan Prof Dr Conny Semiawan yang baru saja meluncurkan Buku “Kreativitas Keberbakatan”. Buku tersebut dibedah oleh sejumlah pakar lain seperti Pakar Filsafat Prof Dr Toeti Herati Roosseno, Pakar Pendidikan Prof Dr HAR Tilaar dan Sosiolog Imam B Prasodjo di Jakarta, Jumat (19/6).
Di otak Einstein, ada lebih banyak jumlah “glial” per neuronnya dari rata-rata orang biasa, yakni 73 persen lebih banyak dari 11 orang lain yang diteliti, ujarnya. Neuron merupakan unsur dasar dari sistem susunan saraf yang jumlahnya sekitar 10 triliun dan dengan neuron yang istimewa ini manusia berpikir, mengingat dan mengalami emosi.
Namun neuron-neuron itu secara fisik dikelilingi oleh sel “glia” yang memperkaya neuron dan memperbaharui fungsi. Selain secara morfologi, otak anak berbakat juga berbeda dari anak biasa dalam hal efisiensi neuron dan kecepatan keterhubungan internalnya dalam otak di mana mereka lebih mudah memahami hubungan antar berbagai komponen.
Otak anak berbakat juga 10 persen lebih cepat berfungsi daripada orang normal dan mampu menghasilkan sinyal-sinyal dalam jumlah besar serta lebih tinggi lalu lintas antara belahan otak kiri dan kanannya.
Tak hanya itu, otak anak berbakat juga lebih memiliki ketrampilan fokus sehingga lebih trampil dalam berpikir dan efektif mengolah informasi. Dalam otak mereka pun, lebih memiliki aktivitas elektris dan aktivitas kimiawi di otaknya.
Namun demikian, ujar Conny, hanya lima persen saja rata-rata otak manusia yang digunakan. Hal itu karena bagian otak lainnya tidak mendapat rangsangan untuk berkembang optimal sehingga menjadi mati. Banyak rangsangan dari orang tua saat anak masih kecil, bakal membantu perkembangan maksimal bakat mereka.

KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT ISTIMEWA (GIFTED CHILD)


Anak-anak berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup beberapa domain penting, termasuk di dalamnya : domain intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial. Berikut disarikan beberapa karakteristik yang paling sering diidentifikasi terdapat pada anak berbakat istimewa pada masing-masing domain diatas. Namun demikian perlu dicatat bahwa tidak semua anak-anak berbakat istimewa (gifted) selalu menunjukkan atau memiliki semua karakteristik yang disebutkan di dalam daftar ini.
Karakteristik Intelektual-Kognitif
  1. Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
  2. Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
  3. Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
  4. Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.
  5. Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
  6. Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
  7. Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
  8. Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
  9. Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
  10. Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
  11. Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
  12. Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
  13. Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
  14. Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
  15. Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
Karakteristik Persepsi/Emosi
  1. Sangat peka perasaannya.
  2. Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
  3. Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
  4. Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
  5. Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
  6. Pada umumnya introvert.
  7. Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
  8. Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
  9. Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
  1. Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
  2. Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
  3. Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
  4. Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
  5. Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
  6. Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
  7. Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .
  8. Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
  9. Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.
Karakteristik Aktifitas
  1. Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
  2. Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
  3. Sangat waspada.
  4. Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
  5. Tekun, gigih, pantang menyerah.
  6. Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
  7. Spontanitas yang tinggi.
Karakteristik Relasi Sosial
  1. Umumnya senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.
  2. Sulit melakukan kompromi dengan pendapat umum.
  3. Merasa diri berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir atau pada saat merasakan suatu bentuk emosi.
  4. Sangat mudah jatuh iba, empatik, senang membantu.
  5. Lebih senang dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua.

Karakteristik Anak dengan kebutuhan khusus (Anak Berbakat)

Anak Berbakat/ memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

1. Membaca pada usia lebih muda,
2. Membaca lebih cepat dan lebih banyak,
3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas,
4. Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
5. Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa,
6. Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri,
7. Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal,
8. Memberi jawaban-jawaban yang baik,
9. Dapat memberikan banyak gagasan
10. Luwes dalam berpikir
11. Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan,
12. Mempunyai pengamatan yang tajam,
13. Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati,
14. Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri,
15. Senang mencoba hal-hal baru,
16. Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi,
17. Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah,
18. Cepat menangkap hubungan sebabakibat,
19. Berperilaku terarah pada tujuan,
20. Mempunyai daya imajinasi yang kuat,
21. Mempunyai banyak kegemaran (hobi),
22. Mempunyai daya ingat yang kuat,
23. Tidak cepat puas dengan prestasinya,
24. Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),
25. Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.

Definisi dan Ciri-Ciri Anak Berbakat

Semakin berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, tidak mengherankan semakin bermunculan anak-anak berbakat sesuai dengan keunggulannya masing-masing. Tetapi, orang tua kadang tidak menyadari bahwa anak-anak mereka memiliki bakat yang luar biasa dibandingkan anak lain seumuran mereka. Maka dari itu orang tua perlu mengetahui berbagai hal mengenai anak berbakat, diantaranya definisi anak berbakat dan ciri-cirinya yang akan di jelaskan dibawah ini.
1. Definisi Anak berbakat
Anak berbakat adalah mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi. Anak berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul.
2. Ciri-Ciri Anak berbakat
Sudah sejak dulu para ahli membahas dan meneliti ciri-ciri orang berbakat. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian mereka disusun daftar ciri-ciri anak berbakat, yang satu lebih lengkap dan terperinci daripada yang lain.
Martinson (1974) mendaftar ciri-ciri anak berbakat sebagai berikut:
- membaca pada usia lebih muda
- membaca lebih cepat dan lebih banyak
- memiliki perbendaharaan kata yang luas
- mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
- mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah “dewasa”
- mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri
- menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal
- memberi jawaban-jawaban yang baik
- dapat memberikan banyak gagasan
- luwes dalam berpikir
- terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan
- mempunyai pengamatan yang tajam
- dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
- berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri
- senang mencoba hal-hal baru
- mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
- senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah
- cepat menangkap hubungan-hubungan (sebab akibat)
- berperilaku terarah kepada tujuan
- mempunyai daya imajinasi yang kuat
- mempunyai banyak kegemaran (hobi)
- mempunyai daya ingat yang kuat
- tidak cepat puas dengan prestasinya
- peka (sensitif) dan menggunakan firasat (intuisi)
- menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
Sebenarnya ciri-ciri anak berbakat tidak banyak berbeda dari anak biasa, hanya anak berbakat memiliki ciri-ciri tersebut dalam derajat yang lebih tinggi.


Dalam bukunya, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Prof. Utami Munandar menuliskan indikator keberbakatan sebagai berikut:

* Ciri-ciri Intelektual/Belajar:
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus maupun peta dan ensiklopedi.

Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.

* Ciri-ciri Kreativitas:
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya.

Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).

* Ciri-ciri Motivasi:
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah "orang dewasa" (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya).

Senang dan rajin belajar serta penuh semangat dan cepat bosan dengan tugas-tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya (jika sudah yakin akan sesuatu, tak mudah melepaskan hal yang diyakini itu), mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian), senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar