Tuntutan keberhasilan akademik memang bukan murni milik anak tungrahita. Di luar sana, masih ditemukan bagaimana orangtua yang tidak memiliki anak berkebutuhan khusus secara gencar memaksa anak-anak mereka untuk memiliki kemampuan akademik di atas standar kelas. Asumsi yang berkembang bahwa anak- anak akan memiliki kesuksesan hidup jika nilai-nilai akademik mereka tinggi.
Menurut Secapramana memberikan catatan penting untuk dicermati, bahwa kecerdasan akademik sedikit kaitannya dengan kehidupan emosional. Terdapat pemikiran bahwa IQ menyumbang paling banyak 20% bagi sukses dalam hidup, sedangkan 80% ditentukkan oleh factor lain. Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan- kesulitan hidup. IQ yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau kebahagian hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar