Extinction merupakan suatu cara untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan menghilangkan reinforcement yang mengikuti perilaku yang tidak diinginkan tersebut.
Sebagai contoh, seseorang mengaku seringkali sakit kepala. Setelah dikaji, ternyata ketika ia mengeluhkan sakit kepala, ia mendapat perhatian dari orang lain, sehingga keluhan sakit kepalanya selalu meningkat. Karenanya jika ia mengeluh sakit kepala, orang-orang sekelilingnya berusaha untuk tidak memberinya perhatian, dengan demikian, perilaku mengeluhkan sakit kepalanya berkurang.
Contoh lainnya, ketika seseorang menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Extinction
1. Controlling Reinforcers for the Behavior That Is to Be Decrease
Mengontrol reinforcer pada perilaku yang ingin diubah. Reinforcer diperoleh dari orang lain atau dari lingkungan tempat individu tinggal. Sebagai contoh, setiap orang yang berhubungan dengan klien, harus secara konsisten menerapkan extinction, sebagai contoh seorang anak yang meminta popcorn untuk dimakan sambil menonton TV. Ibu mengabaikannya, sehingga anak berhenti menangis dan meminta. Tetapi beberapa waktu kemudian, ayahnya pulang dan mengambilkan popcorn, maka kelak anak akan menangis kembali ketika meminta popcorn.
2. Extinction of a Behavior Combined with Positive Reinforcement for an Alternative Behavior
Pada perilaku-perilaku tertentu, jika extinction dikombinasikan dengan positive reinforcement, akan memberi efek yang lebih cepat dalam mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh seorang ibu mengabaikan rengekan anaknya ketika meminta es krim, setelah rengekannya tidak terdengar lagi, maka segera berikan positive reinforcement berupa pujian. Interval waktu dari perilaku ke positive reinforcement bisa semakin lebar. Misal diberikan pujian setelah rengekan berhenti selama 5 detik meningkat sampai 25 detik.
3. The Setting in Which Extinction is Carried Out
Perubahan setting (tempat diterapkannya program extinction) dilakukan untuk meminimalisir reinforcer yang mungkin diberikan oleh orang lain. Selain itu juga memaksimalkan peran behavior modifier terhadap program.
4. Instructions : Make Use of Rules
Berikan penjelasan. Sebagai contoh, ketika setiap hari ketika suami pulang bekerja ia selalu komplain tentang kemacetan. Istri mengatakan bahwa kemacetan sepulang kerja akan tetap sama setiap harinya dan ia juga mengatakan bahwa ia sebenarnya senang berbincang dengan suaminya, namun jika suaminya komplain tentang kemacetan, maka ia akan mengabaikannya. Walaupun memerlukan lebih dari 1 kali percobaan, komplain suami tentang kemacetan akan berkurang.
5. Extinction May Be Quicker After Continuous Reinforcement
Extinction memiliki efek yang lebih cepat jika diikuti oleh reinforcement yang berkesinambungan.
6. Behavior Being Extinguished May Get Worse Before It Gets Better
Selama extinction diterapkan, bisa jadi perilaku yang tidak dinginkan semakin parah sebelum berkurang. Hal ini dinamakan extinction burst. Misal ketika seseorang menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman tersebut. Karenanya penting untuk diketahui oleh behavior modifier, jangan sampai ia menyerah karena melihat perilaku yang tidak diinginkan justru semakin parah, namun jika diperkirakan extinction burst akan membahayakan, maka tidak usah menggunakan program extinction.
7. Extinction May Produce Aggression That Interferes With The Program
Kesulitan lain dari program extinction adalah dapat menimbulkan egresivitas. Sebagai contoh ketika mesin minuman tidak mengeluarkan minuman, maka mungkin bisa saja kita menendang atau memukul mesin tersebut. Penelitian memperlihatkan bahwa exticntion lebih banyak menimbulkan agresivitas jika tidak dibarengi dengan pemberian reinforcement positif.
8. Extinguished Behavior May Reappear After a Delay
Perilaku yang sudah hilang pada saat program extinction, bisa jadi muncul kembali setelah beberapa waktu. Biasa disebut dengan spontaneous recovery. Biasanya spontaneous recovery lebih sedikit terjadi daripada perilaku yang tidak diinginkan ketika dalam program extinction.
Guidelines For The Effective Application of Extinction :
1. Memilih perilaku yang akan dikurangi
a. Perilaku harus spesifik, misal dari perilaku mengganggu, perilaku mana yang akan di terapkan extinction.
b. Ingat extinction burst dan agresivitas yang mungkin timbul selama program berlangsung.
c. Pilih perilaku dan perhatikan reinforcement yang mempertahankan perilaku tersebut.
2. Pertimbangan awal
a. Pencatatan perilaku
b. Identifikasi reinforcement yang mempengaruhi perilaku
c. Identifikasi perilaku yang diinginkan
d. Identifikasi reinforcer yang dapat diberikan untuk perilaku yang diinginkan
e. Pilih setting dimana program dapat sukses
f. Yakinlah situasi akan mendukung
3. Pelaksanaan rencana
a. Beritahu klien mengenai rencana sebelum dimulai
b. Gunakan positive reinforcement
c. Konsisten
4. Sapih klien dari program (menghentikan program)
a. Ketika perilaku yang tidak diinginkan sudah hilang, waspada dengan kekambuhan perilaku tersebut.
b. Alasan yang mungkin mengagalkan program :
1) Perilaku yang diinginkan tidak diperkuat secara konsisten
2) Perilaku yang tidak diinginkan mendapat penguatan dari pihak lain
c. Memberikan reinforcement pada perilaku yang diinginkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar