PENGERTIAN AUTIS
Kata autis berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri yang ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya sendiri”. Pada umumnya penderita autisma mengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).
Menurut American of Pediatrics, Committee on Children With Disabilities (2001) Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial
Menurut American of Pediatrics, Committee on Children With Disabilities (2001) Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial
PENYEBAB AUTIS
1. Kelainan pada lobus parietalis otaknya, sehingga cuek terhadap lingkungan
2. kelainan pada otak kecil dimana sel purkinye yang sangat sedikit sehingga terjadi gangguan keseimbangan serotonin dan dopamin
3. Gangguan daerah sistem limbik akibatnya gangguan fungsi kontrol terhadap agresi dan emosi9 dalam Hippocompus ini bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya ingat
4. Faktor genetika (kelainan kromosom)
5. Pemicu lain
a. Saat kehamilan trimester I mengalami keracunan obat, virus rubella, logam berat, pengawet, pewarna, jamu, pendarahan hebat, muntah-muntah hebat.
b. Proses kelahiran terlalu lama
c. Tumbuhnya jamur yang berlebihan di usus anak akibat pemakaian antibiotika yang berlebihan sehingga menyebabkan gangguan pencernaan kasein dan gluten.
DETEKSI DINI
Meskipun sulit namun tanda dan gejala autism sebenarnya sudah bisa diamati sejak dini bahkan sejak sebelum usia 6 bulan.
1. DETEKSI DINI SEJAK DALAM KANDUNGAN
Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini, namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian.
Meskipun sulit namun tanda dan gejala autism sebenarnya sudah bisa diamati sejak dini bahkan sejak sebelum usia 6 bulan.
1. DETEKSI DINI SEJAK DALAM KANDUNGAN
Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini, namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian.
2. DETEKSI DINI SEJAK LAHIR HINGGA USIA 5 TAHUN
Autisma agak sulit di diagnosis pada usia bayi. Tetapi amatlah penting untuk mengetahui gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan memberikan hasil yang lebih baik. Beberapa pakar kesehatanpun meyakini bahwa merupahan hal yang utama bahwa semakin besar kemungkinan kemajuan dan perbaikan apabila kelainan pada anak ditemukan pada usia yang semakin muda
Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :
USIA 0 – 6 BULAN |
· Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) · Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik · Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi · Tidak “babbling” · Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu · Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan · Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal |
USIA 6 – 12 BULAN |
· Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis) · Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik · Gerakan tangan dan kaki berlebihan · Sulit bila digendong · Tidak “babbling” · Menggigit tangan dan badan orang lain secara berlebihan · Tidak ditemukan senyum sosial · Tidak ada kontak mata · Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal |
USIA 6 – 12 BULAN |
|
USIA 2 – 3 TAHUN |
|
USIA 4 – 5 TAHUN |
|
INTERVENSI DINI ANAK AUTIS USIA SEBELUM 1 TAHUN
Anak Autis sebelum usia 1 tahun mengalami hambatan dalam hal: Pemahaman visual, imitasi motorik, menirukan suara, menirukan menyentuh bagian tubuh, menemukan mainan, mengikuti jejak dengan mata, mengambil kembali benda yang jatuh, pengertian auditori, bertepuk tangan, mengikuti perintah lisan koordinasi visual dan motorik.
MATERI INTERVENSI DINI
1. Kontak mata
Dampak : Pemahaman visual
Tujuan : Interaksi dengan orang lain melalui kontak mata
Sasaran : Kontak mata dengan orang lain
Alat peraga: Mainan atau makanan yang disukai anak
Ada beberapa tehnik kontak mata::
1) Halangi pandangan anak dengan wajah terapis agar terjadi kontak mata sambil mengatakan ” lihat”. Dilakukan ketika anak duduk atau berbaring. Kemungkinan anak akan memalingkan wajah, karena itu wajah terapis akan bergerak kesana kemari untuk menghalangi pandangan mata anak dan mengadakan kontak mata secara terus menerus.
2) Bangkitkan kontak mata anak dengan memberikan perintah”lihat” bersamaan dengan menempatkan benda yang menarik perhatiannya setinggi mata terapis. Pilih benda yang disukai anak, yang menarik perhatian atau benda yang diinginkan. Ambillah dengan cepat dan tempatkan setinggi mata anak. Atau jika anak senang makan maka pilih makanan. Biasanya anak akan melihat benda sebelum ia diperintah ”lihat”.
3) Dudukkan anak dibangku berhadapan dan sama tinggi dengan terapis, kemudian kedua sisi kepala/pipi anak dipegang oleh kedua tangan terapis secara erat. Terapis memberi instruksi ”lihat” begitu anak melihat sekilas ke terapis pegangan segera dilepaskan. Anak akan belajar bahwa pegangan erat pada kepala /pipi yang tidak menyenangkan baginya akan hilang jika dia memandang terapis.
4) Fiksasikan kepala anak (tetap pada posisinya) kemudian wajah terapis bergerak kesana kemari sesuai arah pandangan anak, sambil berkata lihat” sehingga menghalangi pandangan mata anak, dengan tujuan terjadi kontak mata terus menerus antara anak dengan terapis.
5) Ucapkan instruksi ”lihat” setiap 5-10 detik. Berikan hadiah pada anak seperti makanan, minuman, mainan dan pujian jika ia memandang terapis paling tidak selama satu detik dan memandang dua detik setelah instruksi diberikan. Jika anak tidak memandang ke terapis dalam tempo dua detik setelah instruksi. Terapis menoleh ke arah lain sekitar 5 detik, kemudian ulangi lagi dengan memberikan pancingan menggunakan benda-benda tadi.
2. Menirukan “ Memukul”
Dampak : Imitasi motorik, aktifitas menggenggam, pemahaman visual
Tujuan : Belajar menirukan penggunaan barang
Sasaran : Menirukan pola pukulan dengan sendok
Alat peraga: 2 buah sendok dan panci
Prosedur :
a) Dudukkan anak dipangkuan anda menghadap meja dan tarik perhatiannya dengan melambaikan sendok di adapan pandangannya.
b) Pukulkan sendok ditangan anda ke meja dengan pukulan berirama
c) Lakukan prompt penuh pada anak dengan tangan anda yang lain untuk menirukan gerakan tangan anda yang pertama dengan irama yang sama
d) Lambat laun kurangi prompt sambil melihat apakah anak mampu meneruskan aktifitas tersebut tanpa bantuan anda
e) Bila dia dapat melakukan tanpa prompt pindahkan contoh anda dengan memukul panic
f) Lakukakan prompt bila anak belum mampu melakukan
g) Lakukan terus menerus sampai anak mahir memukul meja dan panic secara bergantian
3. Memberikan contoh suara untuk ditirukan
Dampak : Menirukan suara (vokalisasi), reseptif, kognitif verbal, pengaruh timbale balik social dan individual
Tujuan : Untuk mendorong kemampuan menirukan suara
Sasaran : Untuk memberikan pengucapan bunyi yang cukup tepat yang berhubungan dengan aktivitas fisik sehari-hari
Alat peraga : Tak ada
Prosedur
a) Duduklah di kursi dengan anak di pangkuan anda
b) Lambungkan dia di lutut anda 4 kali, sambil berkata bum, bum, bum, bum.
c) Lalu ayunkan dia ke bawah (kearah lantai)dan sesudah itu ayunkan dia ke atas, sambil berkata hiii”.
d) Setelah berkali –kali melakukan langkah awal ini, hentikan sebentar saat mengayun dia ke bawah. Perhatikan apa dia mengucapkan bunyi yang mirip “hiii”.
e) Kalau ya, ayun lagi kearah lantai, biarkan anak tahu dia harus mengucapkan bunyi itu sesudah anda mengucapkan bunyi itu lebih dahulu, dan kemudian sentuh bibirnya
f) Jika dia tidak memberikan respon seketika itu juga, ulangi aktifitas itu dari depan
g) Teruskanlah aktifitas itu dengan memberikan prompt dengan menyentuh bibir dan anda mengucapkan “hiii”
4. Menirukan perbuatan untuk menghasilkan suara
Dampak : Peniruan suara, peniruan gerak, kognitif verbal
Tujuan : Untuk mendorong kemampuan menirukan suaria dan meningkatkan perbuatan visual terhadap perbuatan dengan orang lain
Sasaran : Untuk menirukan bunyi yang terdiri dari suku kata yang dilakukan dengan aktifitas fisik yang sederhana.
Alat peraga : Tak ada
Prosedur :
a) Pilihlah salah satu aktivitas berikut ini
@ Meletakkan jari di bibir dan katakana “syyyy”
@ Menepuk mulut dengan lembut sambil mengeluarkan suara “ waaaaaa”
@ Menekan jari-jari ke bibir seperti orang mencium
@ Buatlah bunyi seperti letupan dengan menjentikkan sebuah jari pada pipi
b) Peragakan aktivitas tersebut dan lakukan prompt pada anak untuk menirukannya
c) Lambat laun kurangi prompt yang diberikan
d) Ulangi aktivitas sebelum beralih ke aktivitas yang lain
5. Menirukan menyentuh bagian-bagian tubuh
Dampak : Pemahaman visual, perpaduan mata dan tangan
Tujuan : Belajar mengamati orang dan menirukan perbuatan mereka
Sasaran : Menirukan menyentuh bagian tubuh
Alat peraga: Tak ada
Prosedur :
a) Duduklah berhadapan dengan anak menghadap meja
b) Tarik perhatian sehingga mau melakukan kontak mata
c) Katakan pegang hidung dengan memberikan contoh (model)
d) Jika tak ada respon, lakukan prompt penuh dan berikan imbalan
e) Ulangi berkali-kali sampai anak mampu melakukan sendiri
f) Kondisikan belajar sambil bermain agar anak selalu dalam kondisi senang
6. Mengikuti jejak dengan mata
Dampak : Pengertian visual, latihan menyambar
Tujuan : Untuk meningkatkan perhatian visual
Sasaran : Untuk memperhatikan tangan seseorang supaya mengetahui meletakkan tempat suatu benda
Alat peraga: 3 mangkok atau baki kecil, makanan kecil untuk imbalan
Prosedur :
a) Duduklah saling berhadapan menghadap meja
b) Letakkan 3 mangkok diatas meja
c) Angkat snack dan lambaikan di bidang pandangannya, sambil katakana lihat….(panggil namanya)
d) Bila anak melihat snack itu segera letakkan pada salah satu mangkok. Katakan ambil…sa mbil menunjuk snack.
e) Jika anak tidak merespon lakukan prompt penuh
f) Ulangi kegiatan ini, sampai anak memperhatikan tangan anda menaruh snack itu dan kemudian mengambilnya sendiri
7. Berjaga-jaga terhadap bunyi yang dikenal
Dampak : Pengertian auditori (pengertian) aktifitas kognitif
Tujuan : Untuk waspada terhadap bunyi yang sudah dikenal dan mengenal ini sebagai komunikasi yang member tahukan suatu [peristiwa yang akan terjadi
Sasaran : Menghentikan aktifitas bila ada bel berbunyi, melihat kea rah sumber bunyi dan kemudian bergerak kearah anda
Alat peraga: Bel atau lonceng yang sangat keras bunyinya
Prosedur :
a) Cari aktifitas yang sangat disukai anak misalnya mandi
b) Sebelum melakukan mandi bunyikan bel dengan keras dari belakangnya
c) Segera setelah dia menoleh , peganglah tangannya dan katakana mandi dengan ceria
d) Jika anak tidak merespon bunyi bel, pindahkan bel ke sebelah anak sehingga dia melihatnya, tetapi jangan biarkan dia melihat saat anda menggoyong bel itu
e) Lakukan terus aktivitas ini sampai anak terbiasa
f) Bila sudah biasa , secara berangsur-angsur jauhkan jarak bel dari anak
8. Duduk tanpa bantuan,
Dampak : Gerakan tak sempurna pada tubuh, interaksi individual,
Tujuan : Untuk dapat duduk tanpa bantuan
Sasaran : Untuk menggoyang-goyangkan badan kesamping dan duduk tegak dengan memakai kedua lengan
Alat peraga: tak ada
Prosedur :
a) Apabila anda akan mengajak anak bermain, pindahkan dia ke tempat yang ada matrasnya
b) Latihlah kebiasaan duduk , dengan meletakkan lengan kanan di sebelahnya. Lalu peganglah lengan kirinya diatas siku dan secara halus tegakkan dia dengan sikap miring agar berat badannya ajtuh pada siku dan lengan kanannya.
c) Jika anak terus menegakkan tubuhnya, bantulah dia mengangkat siku kanannya, sehingga dia akan mendorong dirinya sendiri untuk tegak dengan telapak tangannya dilantai
d) Bila dia sudah biasa , sedikit demi sedikit kurangi bantuan dengan menarik. Biarkan dia untuk mendorong sendiri untuk menegakkan tubuhnya
e) Akhirnya pegang saja tangan kirinya untuk menjaga keseimbangan pada waktu dia menyelesaikan gerakan itu.
f) Jika anda terus melakukan kebiasaan ini, setiap kali anda akan mengangkat anak , dia akan belajar dan memulai mengantisipasi gerakan-gerakan itu.
PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK NORMAL
USIA | KEMAMPUAN MOTORIK | KEMAMPUAN WICARA |
Lahir | Fiksasi pandangan | Bereaksi terhadap suara |
5 Minggu | | Tersenyum sosial |
2 bulan | Mengikuti benda di garis tengah | |
3 bulan | Telapak tangan terbuka | Guuu, guuu |
4 bulan | Menyatukan kedua tangan | Orientasi terhadapsuara Aguuu- aguuu (Mengoceh) |
5 bulan | Mengetahui adanya benda kecil Memindahkan benda antara 2tangan | Menoleh kepada suara belfase I Mengoceh |
6 bulan | Meraih unilateral | Mengoceh Da-da-dada (menggumam) |
7 bulan | Memeriksa benda | Menoleh kepada suara belfase II |
8 bulan | Memeriksa benda | Mengerti perintah “tidak boleh” Da-da da (tanpa arti) Ma-ma-maa (tanpa arti) |
9 bulan | Melemparkan benda | Dada Menoleh kepada suara belfase III |
10 bulan | Membuka penutupmainan | |
11 bulan | Meletakkan kubus dibawah gelas | Mengerti perintah ditambah mimi Mama dan kata pertama selain mama |
12 bulan | Melepaskan benda dengan sengaja Mencoret Memasukkan biji dalam botol Minum dari gelas sendiri Menggunakan sendok | Kata kedua |
13 bulan | | Kata ketiga |
14 bulan | Melepaskan biji dengan meniru | Mengerti perintah tanpa mimik |
15 bulan | Meniru membuat garis Menyusun 2 kubus | 4-6 kata |
16 bulan | Melepaskan biji spontan Menyusun 3 kubus | |
17 bulan | | Menunjuk bagian badan yang Disebutkan 7-20 kata |
18 bulan | Membuat garis secara spontan | |
21 bulan | | Kalimat pendek 2 kata |
24 bulan | Kereta api dengan 4 kubus Membuka baju sendiri | 50 kata Kalimat terdiri dari 2 kata |
25-27 bulan | Membuat garis datar & tegak | |
30 bulan | Kereta apai dengan cerobong asap Meniru membuat lingkaran | |
3 tahun | Membuat lingkaran spontan Membuat jembatan dari 3 kubus Membuka kancing | 250 kata Kalimat terdiri dari 3 kata |
4 tahun | Membuat pintu gerbang dari 5 kubus Memasang kancing | Kalimat terdiri dari 4-5 kata Bercerita Menanyakan arti suatu kata Menghitung sampai 20 |
5 tahun | Mengikatkan tali sepatu | |
6 tahun | Membuat tangga & dinding dari Beberapa kubus tanpa contoh | |
SUMBER :
Disampaikan dalam work shop penanganan dini anak autis
Di Palangkaraya Kalimantan Tengah
3-4 Nopember 2010
Drs. H.Hamsi Mansur, M.M.Pd
Imam Yuwono, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar